Jenis - jenis Jaringan

1.         Di tahun 1950an ketika jenis computer mulai membesar sampai terciptanya super computer, karena mahalnya harga perangkat computer maka ada turunan sebuah computer mesti melayani beberapa terminal. Maka muncul konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (time sharing system), pada system TSS beberapa terminal terhubung secara seri kesebuah host computer. Konsep ini berkembang menjadi proses distribusi ( distribution processing). Dalam proses ini beberapa host computer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara pararel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host computer. Mulailah berkembang teknologi jaringan local yang dikenal dengan sebutan LAN  (ocal area network). Demikian pula ketika internet mulai diperkenalkan maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa di tingkat dunia yang disebut dengan istilah WAN ( word area network).

 Secara umum jaringan computer terdiri atas 5 jenis yaitu :
1.         Local Area Network (LAN)
2.         Metropolitan Area Network (MAN)
3.         Wide Area Network (WAN)
4.         Internet
5.         Wireles ( jaringan tanpa kabel)

2.       Topologi bus dan type jaringan peer to peer
3.       Transmission  Control Protocol/Internet Protocol
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitasinternet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an, TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX)
4.       konsep IP addres
Masing-masing kelas A, B, dan C memiliki Subnet Mask default. Subnet Mask adalah sekumpulan IP yang akan membantu kita membedakan porsi untuk Network Id dan porsi untuk Host Id pada suatu IP Address. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa IP Address terdiri dari Network Id dan Host Id.
Berikut Subnet Mask default masing-masing kelas tersebut:
Kelas A:
dalam desimal: 255.0.0.0
dalam biner: 11111111.00000000.00000000.00000000
Kelas B:
dalam desimal: 255.255.0.0
dalam biner: 11111111.11111111.00000000.00000000
Kelas C:
dalam desimal: 255.255.255.0
dalam biner: 11111111.11111111.11111111.00000000

Pada Subnet Mask, oktet yang berisi nilai 1 menandakan bahwa oktet tersebut merupakan porsi untuk Network Id, dan yang berisi nilai 0 menandakan bahwa oktet tersebut merupakan porsi untuk Host Id. Jadi pada jika didetailkan tentang masing-masing porsi untuk Network Id dan Host Id sebagai berikut:
Kelas A:
Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4
Net-Id |<———–Host Id———->|
Kelas B:
Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4
<—–Net-Id—–>|<—–Host Id—->|
Kelas C
Oktet 1 | Oktet 2 | Oktet 3 | Oktet 4
|<———–Net Id———->|Host-Id|
menentukan range IP dari masing-masing kelas. Kita mulai dari kelas A, kemudian B, dan terakhir C:
Kelas A
Network Id menempati 1 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111 (dalam biner) atau 255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^8 = 256. Namum ada aturan terkait bahwa bit paling kiri pada kelas A harus bernilai 0, sehingga peta biner pada oktet pertama menjadi:
|0|nnnnnnn|
Karena 1 bit paling kiri sudah ditetapkan, sehingga kelas A tinggal memiliki 7 bit (8 – 1) yang dapat digunakan sebagai IP Network ID yang nilai minimumnya adalah 00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimumnya adalah 01111111 (dalam biner) atau 127 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^7 = 128. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network ID kelas A, yaitu: 0 – 127. Jika dilengkapi dengan host jadinya:
0.0.0.0 – 127.0.0.0
Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 0.0.0.0 dicadangkan dan 127.0.0.0 digunakan untuk loopback sehingga kedua network tersebut tidak dapat digunakan. Akhirnya kita menemukan bahwa IP Network yang “real” pada kelas A yaitu 1.0.0.0 – 126.0.0.0 dengan jumlah Network = 128 – 2 = 126.
Kelas B
Network Id menempati 2 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000.00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111.11111111 (dalam biner) atau 255.255 dengan jumlah Network = 2^16 = 65536. Namun ada aturan terkait bahwa 2 bit paling kiri pada kelas B harus bernilai 10, sehingga peta biner pada oktet pertama dan kedua menjadi:
|10|nnnnnn|nnnnnnnn|
Karena 2 bit paling kiri sudah ditetapkan, sehingga kelas B tinggal memiliki 14 bit (16 – 2) yang dapat digunakan sebagai IP Network ID yang nilai minimumnya adalah 10000000.00000000 (dalam biner) atau 128.0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 10111111.11111111 (dalam biner) atau 191.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^14 = 16384. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network ID kelas B, yaitu 128.0 – 191.255. Jika dilengkapi dengan host jadinya:
128.0.0.0 – 192.255.0.0
Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 191.255 dicadangkan sehingga network tersebut tidak dapaat digunakan. Akhirnya kita menemukan bahwa IP Network yang “real” pada kelas B yaitu 128.0.0.0 – 192.254.0.0 dengan jumlah Network = 16384 – 1 = 16383
Kelas C
Network Id menempati 3 oktet pertama. Nilai minimum adalah 00000000.00000000.00000000 (dalam biner) atau 0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11111111.11111111.11111111 (dalam biner) atau 255.255.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^24 = 16777216. Namun ada aturan terkait bahwa 3 bit paling kiri pada kelas C harus bernilai 110, sehingga peta biner pada oktet pertama, kedua, dan ketiga menjadi:
|110|nnnnn|nnnnnnnn|nnnnnnnn|
Karena 3 bit paling kiri sudha ditetapkan, sehingga kelas C tinggal memiliki 21 bit (24 – 3) yang dapat digunakan sebagai IP Network Id yang nilai minimumnya adalah 11000000.00000000.00000000 (dalam biner) atau 192.0.0.0 (dalam desimal) dan nilai maksimum adalah 11011111.11111111.11111111 (dalam biner) atau 223.255.255 (dalam desimal) dengan jumlah Network = 2^21 = 2097152. Dari hasil hitungan ini kita mulai mendapatkan range Network Id kelas C, yaitu 192.0.0 – 233.255.255. Jika dilengkapi dengan host jadinya:
192.0.0.0 – 233.255.255.0
Ternyata ada aturan lagi bahwa Network 192.0.0.0 dan 233.255.255.0 dicadangkan sehingga kedua Network tersebut tidak dapat digunakan. Akhirnya kita mendapatkan bahwa IP Network yang “real” pada kelas C yaitu 192.0.1.0 – 233.255.254.0 dengan jumlah Network = 2097152 – 2 = 2097150.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 newbie blogg. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top